Jambi Punyo Cerito

Kota Jambi Lahir sebagai pemerintah daerah otonom kotamadya berdasarkan ketetapan Gubernur Sumatera nomor 103/1946, tanggal 17 Mei 1946. Kemudian ditingkatkan menjadi kota besar berdasarkan Undang-undang nomor 9 tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonom kota besar dalam lingkungan daerah provinsi Sumatera Tengah.[1] Kemudian kota Jambi resmi menjadi ibukota provinsi Jambi pada tanggal 6 Januari 1957 berdasarkan Undang-undang nomor 61 tahun 1958.
Seiring perjalanan waktu Jambi menjadi sebuah kota yang terbesar di Indonesia, dan bayak peninggalan sejarah dari peradaban kerajaan yang pernah  berjaya di Jambi,

Candi Muaro Jambi, 

Situs Purbakala Kompleks Percandian Muara Jambi adalah sebuah kompleks percandian agama Hindu-Buddha terluas di asia tenggara, dengan luas 3981 hektar. yang kemungkinan besar merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu, 
Tercatat ada lebih dari 80 reruntuhan bangunan kuno yang ditemukan di lokasi situs sejarah di Kota Jambi ini. Beberapa candi yang sudah dapat dikunjungi oleh para wisatawan di komples situs wisata ini yaitu candi Tinggi, Candi Gendong 1 dan 2, Candi Vando Astano, Candi Kembar Batu, dan Candi Cumpung.

Mesjid Seribu Tiang

Masjid Agung Al-Falah, demikian nama resminya. Namun, masjid terbesar di Provinsi Jambi ini lebih dikenal dengan sebutan Masjid Seribu Tiang. Padahal, jumlah tiangnya hanya berjumlah 280 buah saja.
Bangunan Masjid Seribu Tiang yang didesain terbuka tanpa sekat tetapi memiliki banyak tiang berada tepat di pinggir sungai terpanjang di Sumatera, Sungai Batanghari. Deretan ratusan tiang menjadikan masjid ini tampak megah.

No comments:

Post a Comment